Kemenag Optimistis Nilai Indeks Kepuasan Jemaah Tahun Ini Meningkat

By Admin

nusakini.com--Kementerian Agama optimistis nilai indeks kepuasan jemaah haji tahun ini akan meningkat. Hal itu terlihat dari realisasi sepuluh inovasi penyelenggaraan haji yang dilakukan Kemenag.  

Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah Nizar Ali menegaskan hal tersebut di sela pelepasan 455 jemaah Debarkasi Palembang yang berasal dari kloter PLM-001, Senin (27/08) dini hari waktu Saudi. Kloter perdana yang pulang menuju Tanah Air ini diberangkatkan dari Hotel Waf Al-Ihsan di kawasan Misfalah, Makkah menuju Bandara King Abdul Aziz Jeddah. 

“Insya Allah dengan melihat perkembangan yang ada, sepuluh inovasi yang kita lakukan akan berimbas pada kenaikan nilai indeks kepuasan jemaah,” tandas Nizar Ali. Hal ini menurutnya cukup beralasan, mengingat para petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi saat bertanya kepada jemaah, rata-rata menyatakan puas. 

“Bahkan saat Menteri Agama menanyakan secara langsung kepada jemaah, mereka menjawab pelayanan yang didapat top,” imbuh pria kelahiran Jepara 21 Maret 1964 itu. 

Di samping itu, pihaknya juga melihat masa kritis fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna) sudah selesai dan tidak ada insiden yang berarti. “Masa kritis sudah dilalui dan seperti yang kita rasakan bersama tidak ada insiden yang berarti, maka bisa disimpulkan haji tahun ini sukses,” kata Nizar yang pernah menjabat Kakanwil Kemenag DIY ini. 

“Tadi Pak Dubes (Agus Maftuh Abegebriel) juga menyatakan, Gubernur Makkah menilai tahun ini adalah kesuksesan tiada tanding bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” tambahnya lagi. 

Kemenag memang mematok kenaikan target indeks kepuasan jemaah. Untuk tahun ini ditargetkan mencapai minimal 85 persen atau naik dari tahun lalu yang mendapat 84,85 persen. Perlu dicatat, indeks kepuasan jemaah terus meningkat tiap tahun. Tahun 2014 mencapai 81,52 persen; 82,67 persen (2015) dan 83,83 persen (2016). 

Sementara sepuluh inovasi Kemenag pada musim haji tahun ini adalah percepatan keimigrasian, QR Code gelang jemaah, penyewaan full musim sebagian hotel di Madinah, bumbu masakan dan juru masak dari Indonesia pada katering haji. Selain itu juga juga penambahan katering Makkah, tanda paspor dan koper untuk memudahkan identifikasi dan pengelompokan, pengalihan porsi ahli waris, pencetakan visa, adanya Konsultan Ibadah, dan pembentukan tim Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (P3JH). (p/ab)